Search This Blog

Wednesday, November 17, 2021

Book Review 7 Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat


SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT

Penulis : Mark Manson
Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan XXXII Desember 2019


Pertama kali dalam sejarah beli buku yang notabene terjemahan. Karena buku ini diterbitkan pada tahun 2016 dengan judul asli The Subtle Art of Not Giving a Fuck di New York oleh penerbit HarperOne. Buku terjemahan pertama yang dibeli dengan kesadaran diri bukan karena ada tuntutan perkuliahan ataupun lainnya.


"Segelintir orang yang berhasil menjadi unggul di suatu bidang, meraih posisi tersebut bukan karena meyakini diri mereka istimewa. Sebaliknya, mereka menjadi luar biasa karena mereka terobsesi dengan perbaikan." hal 72

Pertama baca judulnya, menarik untuk dibaca, dipahami, dan ditelusuri tiap halamannya. Banyak ulasan yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sebelum menuliskan lebih jauh tentang buku ini, saya penasaran dengan pemilihan warna orange (jingga) untuk cover buku. Apakah agar terlihat menonjol sehingga setiap pengunjung langsung tertuju pada buku ini atau ada hal menarik lainnya. Sepertinya saya harus mencari tahu lebih jauh.

Buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" merupakan salah satu buku yang membicarakan perkembangan diri sendiri, meliputi aspek pikiran dan perasaan. Jika dalam aebuah novel fiksi kita mengenalnya dengan sebutan POV (point of view) atau sudut pandang.

Secara garis besar buku ini menyampaikan tentang sudut pandang diri terhadap hal apapun yang terjadi dalam hidup silih berganti. Pembaca disarankan untuk "bodo amat" pada hal-hal yang tidak bermakna (bermanfaat) bagi diri. Karena waktu yang dihabiskan untuk sesuatu tidak bermakna hanyalah sia-sia belaka. 

Setiap diri memiliki segala kekurangan dan kelebihan, maka prioritaskan apa yang menjadi tujuan dengan terus melakukan perbaikan diri menjadi semakin lebih baik.


Dalam buku ini juga disampaikan tentang masalah dalam kehidupan. Sudut pandang diri lah yang akan menentukan masalah ini tuntas serta menemukan solusinya. Karena suka dan duka adalah keadaan yang hanya bisa diubah dengan pengelolaan diri dalam menyikapi kedua peristiwa tersebut agar ketika duka tidak menjadi luka yang traumatis.


"Jika penderitaan  tidak bisa ditolak, jika permasalahan dalam kehidupan kita tidak dapat dihindari, pertanyaan yang kita ajukan bukan 'bagaimana saya menghentikan penderitaan?' tapi 'mengapa saya menderita, demi tujuan apa?'-" hal 81


Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa buku ini tentang sudut pandang diri agar bisa menjadi pribadi produktif dengan mengedepankan prioritas serta pribadi yang mampu bersikap bijak dalam menghadapi setiap hal buruk yang terjadi. Itulah pentingnya kita memiliki value atau pedoman dalam hidup agar tetap bisa selalu di jalan yang tepat menghadapi tantangan hidup.


 "Jika anda ingin mengubah cara anda memandang permasalah anda, anda harus mengubah nilai yang anda pegang dan /atau bagaimana anda mengukur kegagalan/kesuksesan." hal 93


Jadi bagi saya pecinta fiksi, buku non fiksi ini lumayan butuh perjuangan untuk bisa dibaca sampai tuntas. Padahal untuk ukuran terjemahan, buku ini harusnya ringan dan mudah dipahami. Saya terbantu dengan banyaknya contoh kehidupan yang tertuang dalam buku ini. Sehingga proses saya memahami makna yang disampaikan dapat diterima dengan tepat.

Terlahir dengan Takdir Berbeda